Kamis, 01 Desember 2011

proposal ptk


Proposal PTK

PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN ALAT
PERAGA MODEL BALOK GARIS BILANGAN
DI KELAS IV SD NEGERI 1
PASUNGGINGAN









Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Struktural
Mata Kuliah: Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu: Sony Susandra, M. Ag.

Oleh:

Nama : Agus Wahyono
NIM : 092335050
Prodi : 5 PGMI-B
Jurusan : Tarbiyah



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN)
PURWOKERTO
2011

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Judul Penelitian
Peningkatan Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Penggunaan Alat Peraga Model Balok Garis Bilangan Di Kelas IV SD Negeri 1 Pasunggingan

  1. Latar Belakang
Pendidikan adalah masalah yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan, manusia dapat menjalankan aktifitas hidup untuk menuju terwujudnya kesejahtraan dan kebahagiaan dunia akhirat. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Pendidikan juga merupakan bagian dari seluruh rangkaian pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat pada umumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia No.20 Tahun 2003.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ( UU SISDIKNAS 2003 :3 )

Proses interaksi belajar mengajar (pembelajaran) sebagaimana telah disebutkan melibatkan guru, dan materi. Ketiga unsur ini terlibat secara langsung agar tujuan pembelajaran tercapai, sedangkan unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah media, yang berupa alat peraga karena alat peraga dapat berfungsi sebagai pengontrol penyajian informasi secara lengkap. Penggunaan alat peraga yang efektif dan efesien dapat mengurangi verbalisme siswa dalam memahami suatu konsep terutama konsep – konsep yang sulit untuk dipahami dan dimengerti siswa. Penggunaan alat peraga di samping untuk menjelaskan pelajaran secara lebih konkret juga mendorong siswa belajar lebih baik, menumbuhkan pikiran yang teratur, kontinyu, menambah pengalaman, dan menciptakan situasi yang menyenangkan dalam upaya meningkatkan prestasinya.
Kenyataan yang terjadi di lapangan selama ini dalam proses belajar mengajar (KBM) terutama di SD, khususnya di SD Negeri 1 Pasunggingan masih ada guru saat mengajar belum menggunakan alat peraga secara tepat dan maksimal. Di samping belum terbiasa menggunakan alat peraga karena keterbatasan waktu dan fasilitas, juga kesadaran guru itu sendiri. Guru di SD adalah guru kelas yang mengajar semua mata pelajaran. Konsekuensinya setiap hari murid bertatap muka dengan guru yang sama, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan. Oleh karena itu penggunaan alat peraga harus mendapat perhatian serius guna mendapatkan suasana pembelajaran yang menarik dan kondusif bagi siswa.
Awal semester 2 tahun pembelajaran 2010/2011 hasil ulangan matematika menunjukkan tingkat penguasaan materi pelajaran tersebut rendah. Hasil ini disebabkan hanya 4 siswa dari 17 siswa di kelas IV SD Negeri 1 Pasunggingan yang mencapai penguasaan materi sebesar 75% (Nilai Batas Tuntas). Oleh karena itu, untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika, peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindak Kelas (PTK) khususnya mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dengan mengupayakan peningkatan pembelajaran matematika melalui penggunaan alat peraga.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah dengan menggunakan alat peraga model balok garis bilangan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?


  1. Definisi Operasional
  1. Prestasi Belajar Siswa
  1. Pengertian Prestasi / Hasil Belajar
Zaenal Arifin (1990 : 3) menyatakan bahwa prestasi belajar berupa kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi belajar adalah sejumlah kemampuan, keterampilan, dan kecakapan siswa sebagai hasil kegiatan belajar yang diwujudkan dalam bnetuk bahan pelajaran yang telah dipelajari.
  1. Fungsi Utama Prestasi Belajar
Menurut Zaenal Arifin (1990 : 1) fungsi prestasi adalah : 1) indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai, 2) lambing pemuasan hasrat ingin tahu, 3) bahan informasi dalam inovasi pendidikan, 4) dapat dijadikan indicator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan, 5) dapat dijadikan indicator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

  1. Mata Pelajaran Matematika
Menurut Kurikulum 2004 matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abtrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan awal kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa.
Matematika berfungsi sebagai alat pemecah masalah melalui pola pikir model matematika, dan merupakan alat komunikasi melalui simbol, grafik atau diagram serta model matematika. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, dan konsisten. (Ibid, 2004 : 53).

  1. Alat Peraga Model Balok Garis Bilangan
Menurut Afifudin (1996 : 127) alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk membantu memperjelas pelajaran. Azas peragaan menurut Depdikbud (1996 : 58) berdasarkan pertimbangan – pertimbangan sebagai berikut :
  1. Pengajaran akan lebih menarik (dapat membangkitkan minat dan perhatian anak) apabila disertai dengan contoh – contoh yang dapat dipergunakan.
  2. Membantu memperjelas pengertian tentang sesuatu.
  3. Mencegah verbalisme, anak – anak hafal tentang kata – kata tetapi tidak memahami arti kata – kata tersebut.
Peneliti tertarik untuk mencermati hasil temuan para ahli pendidikan seperti Brunner bahwa mengajar Matematika di tingkat SD/MI dimulai dari anactive (konkrit), iconic (semi konkrit), dan simbolik (abstrak). Demikian menurut Piaget, bahwa anak berumur 7 sampai 12 tahun proses berpikirnya adalah pada tingkat operasional konkrit. Demikian pula menurut Eduard H Julius dalam bukunya Trik dan Tips berhitung yang lebih cepat (2003) ditemukan trik – trik pengerjaan matematika secara unik dan menarik.

  1. SD Negeri 1 Pasunggingan
SD Negeri 1 Pasunggingan yang di maksud dalam skripsi ini adalah lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar, yang berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional.



  1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :
  1. Seberapa besar meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika “Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat” menggunakan peraga balok garis bilangan.
  2. Untuk mengetahui seberapa besar meningkatnya penguasaan materi setelah mengikuti pembelajaran Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga balok garis bilangan

  1. Manfaat penelitian
  1. Manfaat bagi siswa :
  1. Siswa akan mendapatkan pembelajaran matematika yang lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswa akan termotifasi untuk terus belajar.
  2. Meningkatnya prestasi siswa dalam pembelajaran.
  3. Siswa dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarannya.
  1. Manfaat bagi guru :
  1. Guru dapat memperbaiki kinerjanya, berkembang secara professional.
  2. Guru dapat meningkatkan rasa percaya diri.
  3. Guru dapat menambah wawasan dan keterampilan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  1. Manfaat bagi sekolah :
  1. Sekolah yang bersangkutan dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu mata pelajaran matematika.
  2. Sekolah mendapat kepercayaan dari masyarakat.





BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

    1. Teori tentang Pembelajaran Matematika
Untuk mewujudkan mutu pendidikan salah satunya diperlukan penyempurnaan kurikulum matematika yang berbasis pada kompetensi siswa secara sistematis, logis, dan abstrak serta dapat menggunakan dan mengkomunikasikan dalam pemecahan masalah. Hal tersebut dapat terwujud melalui kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : guru, siswa, lingkungan, peraga/media pembelajran, dan metode.
    1. Teori Tentang Tindakan
Alat peraga yang dapat meningkatkan prestasi siswa : menumbuhkan pemikiran teratur dan kontinyu, menghindarkan verbalisme dalam mempelajari suatu konsep, mendorong siswa agar belajar lebih aktif dan kreatif, merangsang pikiran, perasaan dan kemauan belajar kearah yang lebih baik ternyata tidak digunakan secara maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan demikian maka peneliti memlih melakukan penelitian tindakan dengan menggunakan alat peraga model balok garis bilangan.
    1. Rumusan Hipotesis
Jika pembelajaran pecahan dilakukan dengan menggunakan alat peraga model balok garis bilangan, maka akan terjadi peningkatan kemampuan prestasi siswa dalam pembelajaran tersebut.
    1. Tolak ukur
Penelitian tindakan kelas ini akan dianggap berhasil jika terjadi peningkatan kemampuan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.




BAB III
METODE PENELITIAN

  1. Komponen Metodologis
  1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemah dari Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di kelas. Menurut Suhadi (1997), PTK adalah suatu penelitian ilmiah yang ditujukan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan ketrampilan baru peneliti yang diaplikasikan langsung ke dalam situasi kelas.
Menurut Tomal (2003:4-5), riset tindakan berbeda dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif, akan tetapi dalam riset tindakan mempunyai sifat keduanya. Penelitian tindakan lebih menekankan pada proses pemecahan dan membuat kemajuan proses dari persoalan yang sedang dihadapi. Karena peneliti terlibat langsung dengan yang diteliti maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yang instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, yang terjun secara langsung ke lapangan dan melakukan proses penelitian untuk melakukan pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan. Peneliti dituntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
  1. Obyek dan Subyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu bagaimana cara meningkatkan prestasi siswa SD Negeri 1 Pasunggingan dalam Mata Pelajaran Matematika khususnya dalam pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Subyeknya adalah sumber data penelitian atau informan yang akan diteliti. Jadi subyeknya adalah siswa SD Negeri 1 Pasunggingan
Kelas : IV (empat)
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Penjumlahan Bilangan Bulat
Waktu Pelaksanaan: 1. Siklus Pertama
2. Siklus Kedua

Termasuk kepala sekolah, dewan guru, dan staf SD Negeri 1 Pasunggingan.
  1. Metode dan Instrumen Penggalian Data
  1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis, atau dapat dikatakan sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlagsung.
Cara kerja metode ini adalah untuk mengetahui prestasi siswa SD Negeri 1 Pasunggingan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing apakah terjadi perubahan kearah positif dalam pembelajaran atau tidak.
  1. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk mencatat gambaran umum tenatang SD Negeri 1 Pasunggingan.
  1. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul informasi yang berupa pertanyaan-pertanyaanyang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang di pandang perlu. Wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah dan guru SD Negeri 1 Pasunggingan. Dengan kepala sekolah menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan gambaran umum, sedangkan dengan guru menanyakan tentang hasil prestasi matematika tahun sebelumnya.

  1. Kerangka Teknis
  1. Siklus Pertama
  1. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan serta menetapkan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Dalam skenario tindakan tersebut telah tercakup beberapan langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses perbaikan ini.
Langkah selanjutnya, dengan bantuan observer menyepakati fokus observasi dan kriteria keberhasilan yang akan digunakan. Setelah disepakati, secara bersama – sama kami melakukan simulasi tindakan perbaikan dengan fokus penggunaan alat balok garis bilangan.
  1. Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
  1. Kegiatan awal
Sebelum KBM berlangsung, peneliti terlebih dahulu menggali sejauh mana pengetahuan dasar siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan memberi tugas antara lain :
  1. Siswa diminta menjumlah dan mengurangi bilangan bulat positif.
  2. Siswa diminta menjumlah dan mengurangi bilangan bulat negatif.
Langkah selanjutnya guru menyampaikan kompetensi dasar pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Guru juga menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu balok garis bilangan.
Proses selanjutnya adalah siswa dibagi dalam kelompok – kelompok kecil, masing – masing kelompok terdiri dari 4 -5 siswa. Kepada masing – masing kelompok diberikan lembar kerja yang harus dikerjakan secara kelompok. Siswa memperhatikan demonstrasi guru dalam kelompok masing – masing.
Setelah semuanya siap guru menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
  1. Kegiatan inti
Untuk persiapan mengenal bilangan bulat, guru menunjukkan balok garis bilangan di depan kelas. Guru menunjukkan bahwa bilangan bulat positif terdapat di sebelah kanan dari bilangan nol dan bilangan bulat negatif terdapat di sebelah kiri dari bilangan nol. Langkah berikutnya adalah memperkenalkan cara mengoperasikan bilangan bulat dengan menggunakan balok garis bilangan.


-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 3.3. Cara Menjelaskan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan bulat

Untuk operasi penjumlahan kita gunakan istilah maju dan operasi pengurangan kita gunakan istilah mundur.
Contoh :
        • 2 + 3 berarti balok pada garis bilangan digeser dari bilangan 2 maju tiga langkah, maka balok bilangan berada pada posisi bilangan 5, 2+3 = 5.
        • 2 – 3 berarti balok pada garis bilangan digeser dari bilangan 2 mundur 3 langkah, maka balok bilangan berada pada posisi -1, 2 – 3 = -1.
Tahap berikutnya adalah siswa mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan secara kelompok. Tiap – tiap kelompok diberi kesempatan untuk melaporkan hasil pekerjaannya.
Setelah semua tahap selesai, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan menegaskan kembali materi – materi pelajaran yang penting. Pembelajaran diakhiri dengan melaksanakan tes formatif, melengkapi hasil tes formatif secara bersama – sama dengan siswa.
  1. Kegiatan akhir
Pada akhir pembelajaran peneliti mengumumkan hasil tes formatif siswa dan memberikan motivasi kepada mereka yang belum mencapai kriteria. Selain itu peneliti juga memberikan tindak lanjut untuk upaya perbaikan pembelajaran selanjutnya.